Meskipun Korea Selatan adalah negara maju dengan perkembangan tekonologi yang pesat, masyarakatnya masih memiliki kepercayaan kuno yang dipegang saat ini dan menjadi bagian tradisi dari Korea.
Kira-kira apa saja kepercayaan yang menarik tersebut?
Cerita rakyat dari Korea yang sangat unik
Percaya atau tidak, kebanyakan orang Korea berusia 20-30 tahun, baik pria maupun wanita, percaya pada semacam takhayul.
7 dari 10 orang mengatakan, mereka memegang kepercayaan tentang kehidupan sehari-hari. Berdasarkan jenis kelamin, ditemukan bahwa tiga kepercayaan yang paling umum pada pria adalah bahwa jika Chingu memberikan sepatu sebagai hadiah kepada pasangan akan menyebabkan putus (36,6%), zodiak mempengaruhi kecocokan hubunganmu (18,8%), dan jenis golongan darah (13,8%).
Pada wanita, tiga teratas adalah kecocokan zodiak pasangan (30,2%), golongan darah (19%), dan apabila Chingu menangkap buket pernikahan dan tidak menikah dalam kurun waktu enam bulan, Chingu harus hidup sendiri selama tiga tahun.
Jadi selain ini, kepercayaan apa lagi yang dianut orang Korea?
1) Dibutakan oleh kupu-kupu
Selama musim panas di Korea, serangga seringkali bermunculan, termasuk kupu-kupu, sehingga anak-anak di Korea senang menangkapnya. Namun, sering kali para orang tua memperingatkan bahwa jika Chingu menangkap kupu-kupu, jangan menyentuhnya dengan tangan karena dapat menyebabkan kebutaan.
Ini adalah kepercayaan yang mungkin tidak terkait dengan takhayul, melainkan dengan sains. Sebagian besar kupu-kupu memiliki serbuk sari di tubuh dan sayapnya, yang jika Chingu menggosok mata dapat menyebabkan reaksi alergi. Dan apabila Chingu memberi tahu kepada anak-anak bahwa itu akan menyebabkan reaksi alergi, mereka mungkin tidak berhati-hati, jadi selama bertahun-tahun, orang Korea mengatakan bahwa itu akan membuatmu buta.
2) Melompati bayi
Ada kepercayaan Korea bahwa melompati bayi akan menghambat pertumbuhan anak. Keyakinan ini mungkin diciptakan untuk mencegah bahaya pada bayi, karena orang dapat secara tidak sengaja jatuh atau menginjak bayi.
Namun ada juga kepercayaan bahwa tidak boleh mengukur bayi yang sedang tidur, karena itu seperti mengukur mayat untuk menentukan ukuran peti mati. Oleh karena itu dianggap sebagai pertanda buruk, seperti mengatakan bahwa bayi sangat berat saat mereka tidur.
Di masa lalu, banyak bayi meninggal bahkan sebelum mereka mencapai usia 100 hari, itulah sebabnya ada banyak takhayul seputar bayi dan kematian, dan juga mengapa hari ke-100 bayi dirayakan.
3) Menyantap apel sebelum tidur
Orang Korea percaya bahwa menyantap apel di malam hari akan menyebabkan keracunan. Ini mungkin berasal dari fakta bahwa makan makanan tertentu sebelum tidur dapat menyebabkan gangguan pencernaan yang buruk dan asam lambung.
Faktanya, apel mengandung asam alami yang membantu mengurangi gejala asam lambung dan gangguan pencernaan, jadi makan apel sebelum tidur seharusnya tidak membahayakan.
4) Menggoyangkan kaki
Bagi orang Korea ada kepercayaan bahwa menggoyangkan kaki akan membuat keberuntungan “terbang menjauh”, tetapi kepercayaan ini mungkin berasal dari menggoyangkan kaki sebagai perilaku yang tidak boleh dilakukan di depan orang lain karena mungkin terlihat tidak sopan.
Ada cerita lain dari Era Joseon yang menceritakan tentang seorang pria bernama Kim Bong Nak (김봉낙). Cerita berlanjut bahwa suatu hari, Kim Bong Nak duduk dan menggoyangkan kakinya, mengganggu ibunya sampai dia berteriak “다리 떨지마 봉낙아!”, pengucapan dari tteoljima Bong Naka, yang terdengar seperti “bok naga” (복 나가), yang berarti “semoga berhasil, hanyut”.
5) Teriakan gagak
Gagak dianggap sial oleh orang Korea karena mereka adalah pembawa pesan antara dunia orang mati dan orang hidup. Ketika burung gagak menangis, diyakini itu adalah tanda kematiannya.
6) Refleksi ke-12
Kebanyakan elevator memiliki cermin di keempat sisinya, menciptakan pantulan 360 derajat dan gambar yang sangat multidimensi. Ini berguna untuk memeriksa penampilan agar terlihat rapi.
Namun, ada kepercayaan di Korea bahwa jika Chingu menghitung 12 pantulan di cermin, Chingu akan mati. Refleksi ke-12, meskipun terlihat seperti diri Chingu sendiri, sebenarnya itu adalah roh. Atau mungkin terlihat seperti orang lain sama sekali.
Ketika Chingu memasuki elevator, apakah Chingu berani menghitungnya?