Seperti yang kita tahu bahwa Korean wave sangat mempengaruhi perkembangan dunia dari segi apapun, entah itu bisnis, pendidikan, sosial, budaya, bahkan politik sekalipun. Nah, di Indonesia pengaruh K-Pop dan K-Drama sangat terlihat jelas karena hampir mayoritas penikmat musik dan drama asal negeri ginseng tersebut adalah remaja dan dewasa yang berumur 23 tahun ke atas.
Lalu apakah itu buruk? Atau malah memberikan dampak positif? Nah simak penjelasan dari kita di sini.
1. Bisa mempromosikan Indonesia terhadap warga Korea Selatan
Jumlah penggemar K-Pop yang termasuk bagian dari Korean wave kurang lebih 70 juta yang terlansir di Korean Foundation (15/01/2018). Jumlah tersebut termasuk angka yang fantastis, maka tak heran jika Indonesia adalah salah satu bagiannya. Ini menjadikan alasan diadakannya konser, fanmeeting, fansign, atau event-event lainnya dari pihak negara Korea di Indonesia. Baiknya, di sini hubungan antara Indonesia dan Korea Selatan menjadi erat, dan juga ini bisa menjadi kesempatan besar bagi Indonesia untuk mengenalkan diri sebagai salah satu tujuan destinasi wisata bagi masyarakat Korea Selatan. Karena itu, sudah menjadi hal lumrah untuk artis-artis dari Korea Selatan berkunjung ke Indonesia, entah itu ke Jakarta, Bali, Yogyakarta, dan lainnya.
Lee Kwang Soo saat di Pantai Timang, Yogyakarta. (sumber)
2. Menambah edukasi
Biasanya ketika kita menyukai sesuatu pasti akan mencari tahu sampai seluk-beluknya sekalian. Ini juga berlaku bagi penggemar Korea Selatan, loh. Mengedukasikan diri sendiri untuk mencari tahu budaya, hot news, trend center, bahkan bahasa Korea. Ini adalah suatu kegiatan positif yang bisa kita tiru, tidak hanya untuk negara Korea saja ya. ^^
Sumber: http://www.businessinsider.com/korean-culture-2018
3. Belajar berbisnis dari dini
Sudah tak heran ketika kamu scrolling online shop di Instagram atau di platform manapun, pasti sering menemukan pernak-pernik lucu khas K-Pop, entah itu poster, foto, hand fan, dsb. Nah, tau ga sih biasanya yang menjual barang-barang lucu tersebut mayoritasnya adalah remaja yang masih bersekolah? Iya, jadi selain punya hobi fangirling, kita juga bisa memanfaatkan waktu untuk berbisnis ya. Jadi gaada tuh yang namanya wasting time, itung-itung melakukan hobi sekalian berbisnis 😀
Official merchandise boyband BTS. (sumber)
Namun segala sesuatunya pasti punya dampak negatifnya, sama juga dalam hal ini. Misalnya, musik K-Pop lebih diminati dibanding musik yang ada di Indonesia. Kedua, tidak bisa mengatur waktu ketika harus belajar atau bekerja dengan hobinya untuk fangirling. Lalu, tidak bisa mengontrol keinginan untuk membeli official merchandise, tiket konser, atau album dari artis favorit yang harganya tidak bisa dibilang cukup murah untuk standar di Indonesia.
Dari ulasan dampak positif dan negatifnya perkembangan Korean wave yang ada di Indonesia, kita bisa menyimpulkan bahwa untuk menyukai sesuatu, ambillah dari sisi positifnya tanpa harus membuat diri sendiri menjadi rugi. Atur waktu sebaik mungkin untuk belajar, kemudian melakukan hobi atau aktifitas lainnya, dan menabung agar tidak perlu meminta orang tua ketika kamu ingin membeli sesuatu dari bias kamu.
Nah, untuk tambah mengedukasi diri dan Chingu punya investasi tambahan untuk masa depan, Namsan Course mempunyai program kelas bahasa Korea yang bisa kalian ikuti setiap minggunya. Jika Chingu terkendala jarak dan tidak bisa mengikuti kelas offline di Center, kami juga mempunyai kelas online yang bisa Chingu akses loh.
Untuk informasi kelas lebih lanjut bisa cek :
- Kelas reguler
- Kelas privat
- WA 0851-0612-3684